text line

will u remember me the way, i remember u.... coz u are the sweetest one..

Jumat, 11 Mei 2012

Untitle


Kemarau baru saja berlalu dan malam ini untuk yang pertama kalinya di pergantian musim butiran air hujan jatuh dari langit yang seakan mengerti betapa bumi merindukannya, menanti kedatangannya yang sekian lama tak kunjung jatuh menbasahi permukaan, dan bumi pun menyambut laksana kekasih yang hadir kembali dalam pelukan. Ya.. seorang kekasih yang selalu membawa kesejukkan, kedamaian dan kebahagian. Kini penantian panjang itu telah terbalas sudah, hujan turun dengan tenangnya...alampun terbuai, gemericik butir hujan menerpa, tetes demi tetes seakan bergantian menyentuh tanah, wangi hujan yang tak pernah berubah... entah berapa musim sudah terlewati sendiri seperti ini, sekian lama menginginkan menanti kehadirannya berharap hujan akan membawa dia kembali kesini. Aku suka segalanya tentang hujan, apa yang ditinggalkan setelahnya, mengingatkan pada sosoknya.
**
            Hujan turun tanpa tanda seakan memberikan kejutan untuk semua orang yang tengah menikmati waktu santai di akhir pekan. Mereka yang tak ingin berbasah-basah langsung berlari menyelamatkan diri dari tetesan air langit. Sementara aku hanya mematung di tempatku berada, membiarkan rintikan hujan menyentuh wajah dan seluruh tubuh.. sengaja kulakukan karena ingin bermandi hujan, hal yang dulu suka kulakukan saat masih kecil. Namun tiba saja seseorang berlari mendekat dan memayungkan kedua tangannya di atas kepalaku, sosok tinggi berkulit bersih dengan alis tebal, hidung mancung dan raut muka yang bisa kupastikan semua gadis suka.. rambut lurusnya yang dibiarkan sedikit memanjang hingga bagian belakang menyentuh krah kemeja biru yang dikenakannya, kemeja lengan panjang yang sengaja digulungnya, tampilan yang sederhana tapi dia terlihat menawan, satu kata yang cukup mewakili untuk kesan yang kuberikan saat pertama kali melihatnya. Menatap wajahnya membuat hati berdegup tak karuan seolah nafasku ikut tak beraturan. Kucoba untuk kendalikan diri menyadari kenyataan di depan mata yang memang tak pernah terbayang sebelumnya. Tetesan hujan yang mengenai wajahnya menambah pesona yang sejak tadi menguasaiku. Sulit ku gambarkan, yang jelas ku temui sosok idaman dalam diri pria ini.
“oh Tuhan, pangeran kah yang di depanku ini??” ucapku dalam hati, tak percaya dengan apa yang ada dihadapanku di tengah ritik hujan.
“apa yang lu lakuin?! Udah tahu hujan bukannya berteduh malah diem disini!”. “dia bersuara!!” pekik ku dalam hati. Sekali lagi aku dibuatnya tak biasa, suaranya tegas membuatku makin geregetan berharap memiliki si empunya suara, ah kenapa otak ku jadi kacau berpikir seolah-olah hal baik akan berlanjut seperti yang ku inginkan, entahlah semoga saja, tapi memang dia sangat berkharisma.
Masih sedikit terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan rasa deg-degan ini membuat ku tak jelas mendengar apa yang dia bicarakan.
“lu bisa sakit kalo lama-lama ada disini, dan gue juga gak mau kalo harus payungin pake tangan dan ikut kehujanan!”
“lu sapa?! Lagian sapa suruh !!” berpura-pura tak menginginkan kehadirannya namun sebenarnya sangat mensyukuri apa yang terjadi kali ini. Tanpa menjawab pertanyaan yang kulontarkan tiba saja dia menarik tanganku dan dengan sadar aku mengikuti langkahnya, bergegas mencari tempat berteduh.
“thu basah semua kan jadinya! Bisa masuk angin nie gue”.
“salah sendiri kenapa lu repot banget ngurusin gue?”
“gue Cuma gak mau lu sakit gara-gara kehujanan”
“gue thu emank sengaja pengen maen hujan..lagian sakit juga bukan lu yang repot kan?!”
“thu kan dikasih tahu malah ngomel”
“udah dhe gak usah sok peduli, emank lu thu sapa sih?!”
Sekali lagi pertanyaan ku tak dapat jawaban dari mulutnya, ditengah rintik hujan aku dan pria ini berdiri berdekatan, entah mengapa aku merasakan sesuatu yang berbeda yang tak berani kuartikan. Merasa nyaman meski belum mengenalnya dan menghirup aroma badan yang entah dari jenis parfum apa yang jelas wanginya aku suka, membuatku betah berlama-lama dengannya. Hening, hanya terdengar bunyi hujan. Tak ada yang lain cuma aku dan dia menanti hujan, menanti apa yang akan terjadi selanjutnya dan membiarkan waktu berlalu semaunya, mengikuti takdir Tuhan yang telah mengirim pangeran rupawan untuk menemaniku berdiri disini. Aku mencoba mengenali sosok disampingku dan kuyakini dia asing. Begitu penasaran namun enggan mulut ini memulai percakapan hanya ingin tetap begini, berdiri didekatnya hingga panas tubuhnya membuat ku tak lagi merasa dingin, atau mungkin karena jantungku berdekup sangat cepat sejak dia berada disampingku, hampir tak ada jarak, lengan kami saling bersentuhan.
“aku Sam”. Dia membalikan badan dan menatap ku dengan sorot matanya yang bening,  tak ingin ku akui namun rasanya mata itu menghipnotisku jujur aku menyukainya, sangat menyukainya hingga aku tak sadar telah begitu lama menatapnya. Sejak saat itu aku dan Sam menjadi dekat bahkan sangat dekat dengan perasaan yang tak biasa. Tepatnya dia menjadi orang paling berarti di hatiku untuk hari-hariku setelahnya. Begitupun dengan Sam yang selalu menghadirkanku dalam setiap sedih dan bahagia yang dirasa. Saling melengkapi terlebih dalam hidupku yang tak sempurna, hidup yang sebelumnya ku pikir tak adil terhadapku, namun Tuhan telah mengirimnya untuk menjadi penguatku, Sam bagai pelangi yang memberi warna indah dalam hidupku, kebahagiaan yang selalu ingin kurengkuh tak ingin melepasnya. Dia pria yang sangat manis perlakukanku meskipun semua perhatian coba disembunyikan dibalik sikap tegas dan rasa gengsinya namun aku bisa rasakan kebaikan dan kasih yang diberikan untukku.
***
Kicau burung membangunkan tidurku, ku buka jendela kamar untuk merasakan sisa-sisa hujan yang turun semalam, sejuknya embun pagi terasa merayap menyentuh pori- pori kulit dan dalam sekejap merasuk memenuhi paru – paru bersama wangi bumi yang ku hirup dalam-dalam.
Hari ini langit terlihat sedikit mendung, baguslah karena aku benci terik matahari yang menyengat yang membuat kulit gelapku makin terlihat merana, akan lebih menyenangkan dengan suasana seperti ini. Aku putuskan untuk menghabiskan waktu berada di taman kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah. Berjalan menyusuri trotoar seorang diri.. terasa aneh memang tanpa teman tanpa tujuan jelas aku berada di taman yang sepi, hanya ada beberapa  pekerja taman yang terlihat sibuk merapikan rumput.
“Huuft...tak banyak berubah....masih seperti beberapa tahun lalu”, geming ku dalam hati.
Adalah tempat dimana pertama kali bertemu dan mengenalnya.. masih lekat di ingatan bagaimana hal itu terjadi, lima tahun lamanya tak mampu menghapus secuilpun bagian alur cerita hingga menuntunku pada kenyataan sekarang ini. Setelah semua yang terjadi tak mampu ku bertahan ditempat yang selalu mengingatkanku padanya. Lima tahun lalu ku putuskan untuk pergi meninggalkan kota kecil tempatku berasal dan memulai hidup baru yang kupikir akan membawa kebahagian lain untukku namun tak semudah apa yang kuharapkan dan sekarang aku ingin berdamai dengan kenangan yang ada. Kembali ketempat ini menghadapi perasaanku. Duduk di ayunan, merasakan hembusan angin berlahan ku pejamkan mata, entah apa jelasnya yang kurasakan, yang ku tahu hanya ingin kembali mengulang masa singkat lima tahun lalu.
Sosok yang begitu sulit  untuk kulupakan apalagi menggantinya dengan yang lain. Bukan berlebihan hanya mungkin inilah firt love yang akan selalu menghantui ku. Waktu tak pernah mau mengantarakan ku kembali padanya meski ku tukar semua waktu hanya untuk mengenangnya..
”Tuhan, sampai kapan aku begini seolah kisah ku berhenti sampai di sini..?!” ku berucap dalam hati berharap mampu temukan cara untuk mengakhirinya.
Namun kenyataan, rasa ku untuknya menahan ku menjelajah berpetualang dengan mereka diluar sana, lelah menunggu tak membuatku jerah dan meninggalkan ini semua..
Duduk ditempat ini seakan membawaku kembali dalam masa itu, mengingat tentangnya membuat ku bahagia sekaligus terluka, rasa rindu yang tak pernah tersampaikan hanya mampu terurai dalam lamunan. Kilatan petir menyadarkanku, ternyata cukup lama aku berada di taman hingga beberapa pekerja yang sebelumnya ada kini meninggalkan ku sendiri di sini. Langit yang semakin gelap tak kuasa menahan lebih lama lagi dan akhirnya hujanpun turun. Sementara aku tak peduli, tak ingin beranjak pergi, sengaja membiarkan air hujan menerpa tubuh sebelum akhirnya mengalir dan jatuh ke bumi. Berdiri ditempat yang sama berharap kali ini dia benar-benar datang seperti saat itu, beberapa tahun lalu saat dimana aku mulai temukan cinta dalam diri Sam.
Lama aku bertahan ditengah derasnya hujan namun yang kunanti tak ada menghampir, tak kan pernah. Tak kuasa menahan begitu sakit dengan semua kenyataan ini. Hujan yang semakin deras seakan memintaku untuk menyerah. Air matapun tak sanggup ku hentikan, menanggis meluapkan kesedihan dan kebodohanku lima tahun lamanya. Perasaanku yang sia-sia, penantian kosong yang selalu ku coba ingkari, pengharapan semu untuk menutupi penyesalan yang tak seharusnya terjadi. Dia yang dulu hadir tiba-tiba membawa bahagia dalam hidupku namun kini pergi meninggalkanku, aku yang tak pernah tahu kau datang untuk apa?! Ditengah hujan kau menghampiri dan berikan kisah indah setelahnya namun kemudian tanpa permisi kau akhri segalanya. Tanpa beri ku kesempatan bahkan untuk sekedar menatap wajahmu yang terakhir kalinya, melepas pergi mu dengan segala ketidaksiapan hatiku.
Tuhan maafkan aku yang telah membenci caranya meninggalkanku, ku tak mampu menghapus dan relakan dirinya. Selama ini aku masih tetap menunggu namun hari ini aku lelah dengan semua kebohongan yang ku buat. Aku harus relakan bahwa hujan pula yang telah membawa Sam pergi untuk selamanya, membawanya kembali pada Mu dan akhiri kisahnya denganku.
****
Jika tetesan air langit cukup membuat ku untuk mengenangmu, maka lain jika kamu yang malam ini jatuh dari langit, andai itu adalah Sam...
Semoga kau tersenyum untuk ku dari atas sana. Tak pernah bisa ku sampaikan rasa rindu yang begitu hebatnya namun sekali lagi aku suka segalanya tentang hujan tak akan ku sesali itu. Aku percaya suatu nanti, entah kapan dan bagaimana, Tuhan akan mengantarkan cinta lain untuk ku dengan rahasia-Nya akan ku temukan seorang yang akan menjaga hati dan cintaku  menggantikan tugas yang belum sempat terselesaikan oleh mu karena sang waktu tak mengizinkan kau lebih lama bersamaku. Berharap Tuhan tidak hanya memberiku pelangi yang sesaat mengindahkan hariku namun Tuhan mengirim malaikat penjaga yang akan bersamaku lebih lama untuk sisa waktu ku.
“Anggie, kok belum tidur sih? Udah jam berapa sekarang, thu lihat hampir jam duabelas lho...” tiba-tiba tante Tina membuka pintu kamar yang memang aku lupa untuk memguncinya. “iya tante bentar lagi Anggie juga tidur..!” sedikit kaget dengan kehadiran tante Tina, aku buru- buru menghapus air mata dan menyembunyikan diary dibawah selimut. Tak ingin tante Tina melihat mata sembabku, aku beranjak berdiri dan menutup tirai jendela kamar yang dari tadi sengaja ku biarkan terbuka. “kamu cepetan tidur ya besok kan harus bangun pagi, jangan sampai ketinggalan pesawat !!” tante pergi dan menutup pintu kamar.
Besok adalah hari baru buatku, dimana aku akan mulai meraih masa depanku, setelah lulus kuliah akhirnya aku mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan, menjadi dokter muda dipelosok wilayah Makasar untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan sebagai bentuk pengabdian yang merupakan langkah awal untuk karir yang selama ini kuinginkan. Langkah awal yang akan merubah hidupku, berada tinggal jauh dari keluarga, orang-orang yang kusayangi dan segala kenangan untuk mengejar apa yang menjadi cita-citaku sementara ku pasrahkan segala jalan dan takdir cintaku pada Tuhan, menikmati setiap detik berharga yang Tuhan rangkai untukku, menyadari akan kasihnya yang selalu terlimpah penuh dengan rencana. Aku percaya cinta akan datang dengan waktunya..
“ Tuhan jaga aku dalam mimpiku, berikan rahmat Mu saat ku buka mata ini kembali...” jarum jam menunjukkan tepat pukul duabelas malam, seiring doa yang ku ucap, mata ini tak kuasa menutup rapat, lelah yang teramat sangat membuatku cepat terlelap. Dalam tidur kurasa damai atas semua yang telah Tuhan beri untuk hari ini untuk selama ini, kurasakan bahagia meski belum kutemukan cinta dari hati yang lain. Thank God. Ku tunggu kejutan indah Mu..sebagai pengganti pangeran hujanku..yang telah benar-benar ku ikhlaskan pergi sejak hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar